SAVI singkatan dari Somatik, Auditori, Visual dan Intelektual. Pendekatan SAVI adalah proses belajar siswa dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual serta penggunaan semua indera. Pendekatan SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda
a. Somatik
Somatik berasal dari bahasa yunani yaitu somatic yang berarti tubuh – soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Menurut Meier (2005:92) pembelajaran somatik adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung)
Pada dasarnya komponen somatik ini memberikan kebebasan siswa untuk bergerak saat menerima pelajaran, merangsang pikiran dan tubuh di dalam kelas dalam menciptakan suasana belajar siswa aktif secara fisik. Siswa dapat menciptakan gambar atau menjalankan pelatihan belajar aktif, misalnya dengan simulasi, permainan belajar dan yang lainnya (Meier,2005:95).
b. Auditori
Auditori berarti belajar dengan indra pendengaran. Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran guru hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.
Belajar dengan auditori dapat menggunakan pengulangan dengan meminta siswa menyebutkan kembali konsep, guru menggunakan variasi vokal berupa perubahan nada, kecepatan dan volume (DePorter,2005:85).
c. Visual
Visual berarti belajar dengan menggunakan indra penglihatan. Meier (2005:97-99) mengemukakan bahwa belajar visual berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Secara khusus pembelajaran visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Guru juga dapat menggunakan variasi tulisan, warna, gambar dan kertas. Guru harus mendorong siswa untuk menyusun pelajaran mereka dengan berbagai kreasi pada catatan, tugas, peta konsep dan lain-lain.
d. Intelektual
Menurut Meier (2005:99) belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna terhadap materi pelajaran siswa. Guru harus dapat memotivasi siswa agar dapat mengoptimalkan intelektualnya dengan membiarkan siswa merumuskan sendiri materi pelajaran yang diperoleh, mendiskusikan pengetahuan barunya, membiarkan aktif bertanya, mengkritik maupun menggugat di dalam kelas.
Pendekatan SAVI dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
Komponen SAVI |
Guru |
Siswa |
Somatik | Guru menugaskan siswa untuk membuat model, menciptakan alat peraga untuk membantu pembelajaran.
Guru mendorong siswa untuk memeragakan suatu pembelajaran yang akan menghasilkan pengalaman untuk siswa. Guru mengarahkan siswa untuk membuat catatan singkat untuk menyimpulkan suatu pembelajaran. |
Siswa dapat bergerak ketika mereka:
1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur 2. Menciptakan piktogram dan periferalnya 3. Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep 4. Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan merefleksikannya 5. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan lain-lain) 6. Melakukan kajian lapangan. Lalu tulis, gambar, dan bicarakan tentang apa yang dipelajari |
Auditori
|
Berikut ini gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan sarana Auditori dalam belajar: | Siswa dapat melaksanakan komponen Auditori dengan: |
Komponen SAVI |
Guru |
Siswa |
Auditori
|
1. Ajaklah siswa membaca keras-keras dari buku panduan dan komputer;
2. Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran yang terkandung di dalam buku pembelajaran yang mereka baca; 3. Mintalah siswa berpasang-pasangan membincangkan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkanya; 4. Mintalah siswa mempraktikkan suatu ketrampilan atau memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka kerjakan; 5. Mintalah siswa berkelompok dan bicara non stop saat sedang menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang |
1. Siswa dapat berdiskusi aktif bersama teman kelompok dalam menyelesaikan permasalahan.
2. Siswa mengungkapkan pendapat atas pernyataan atau jawaban teman. 3. Siswa memperhatikan dengan seksama apa yang menjadi bahan diskusi, kemudian menanggapinya |
Visual | Hal-hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih visual adalah:
1. Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi) 2. Benda 3 dimensi 3. Cerita yang hidup 4. Dekorasi berwarna-warni 5. Ikon alat bantu kerja
|
Hal-hal yang dapat dilakukan siswa:
1. Kreasi piktrogram 2. Benda 3 dimensi 3. Pengamatan lapangan |
Komponen SAVI |
Guru |
Siswa |
Visual | 6. Grafik presentasi yang hidup
7. Bahasa tubuh yang dramatis |
|
Intelektual | Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika kita mengajak pembelajaran tersebut dalam aktivitas seperti:
1. Memecahkan masalah 2. Menganalisis pengalaman 3. Mengerjakan perencanaan strategis 4. Memilih gagasan kreatif 5. Mencari dan menyaring informasi 6. Merumuskan pertanyaan 7. Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan 8. Menciptakan makna pribadi 9. Meramalkan implikasi suatu gagasan
|
1. Memecahkan masalah
2. Menganalisis pengalaman 3. Mencari dan menyaring informasi 4. Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan 5. Menciptakan makna pribadi 6. Meramalkan implikasi suatu gagasan. |
Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah (Intelektual) jika mereka secara simultan menggerakkan sesuatu (Somatik) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (Visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Auditori). Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran adalah inti dari Pembelajaran Multi Indrawi.
Menurut teori dan hasil penelitian, ada beberapa kelebihan dari pendekatan SAVI antara lain:
1. membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual;
2. memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif;
3. mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa;
4. memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual.
Pendekatan SAVI juga memiliki kekurangan, yaitu:
1. pendekatan ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara utuh;
2. penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik. Ini dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah maju (Meier,2005:91-99).
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dari pendekatan SAVI ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) memahami dan menguasai konsep-konsep pendekatan SAVI dan konsep-konsep dari materi yang akan diajarkan, mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran;
memilih sekolah standar nasional yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai.(Anita,2006:12)